Ketakutan akan resesi? Ketahui mengapa tidak ada yang perlu ditakuti! Resesi datang dan pergi. Ekonomi tumbuh!
Sering kita mendengar kata "resesi" di media dan langsung merasakan kecemasan. Orang-orang khawatir tentang penurunan ekonomi, pengangguran, inflasi, atau kebangkrutan perusahaan. Namun sebenarnya, jika kita melihat lebih dekat, resesi tidak seberbahaya yang terlihat. Ekonomi tumbuh sebagian besar waktu, dan penurunan adalah fenomena yang bersifat sementara. Bagi Kowalski, ini adalah kabar baik – resesi hanyalah salah satu dari banyak tahap dalam siklus ekonomi.
Apa sebenarnya resesi itu? Ini adalah periode di mana ekonomi mencatat penurunan aktivitas, biasanya selama dua kuartal berturut-turut. Produksi menurun, pengangguran meningkat, perusahaan mengurangi investasi. Namun fase-fase ini biasanya lebih pendek daripada periode pertumbuhan. Ekonomi beroperasi dalam siklus – kita memiliki ekspansi, ketika semuanya tumbuh, kemudian resesi, ketika terjadi penurunan, dan setelah resesi, ekonomi kembali pulih. Jadi resesi hanyalah pemberhentian sementara.
Mari kita lihat beberapa resesi terbesar dalam sejarah. Contoh pertama adalah Krisis Besar dari tahun 1929-1933, yang dimulai dari keruntuhan pasar saham di AS dan menyebar ke seluruh dunia. Itu adalah beberapa tahun yang sulit, tetapi akhirnya ekonomi kembali tumbuh. Contoh lainnya adalah Krisis Minyak tahun 1973, ketika negara-negara OPEC memberlakukan embargo minyak, menyebabkan lonjakan harga. Ini memicu resesi di banyak negara, tetapi setelah beberapa tahun situasi stabil kembali. Kita juga memiliki Resesi Besar dari tahun 2007-2009, yang disebabkan oleh krisis di pasar real estat di AS, yang sangat mempengaruhi ekonomi global. Namun sudah pada tahun 2010, ekonomi mulai pulih.
Contoh terakhir adalah resesi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 pada tahun 2020. Pandemi menghentikan dunia, perusahaan menutup pintu mereka, dan PDB menurun di seluruh dunia. Tetapi secepat resesi datang, secepat itu pula pemulihan dimulai. Banyak ekonomi kembali ke jalur pertumbuhan pada tahun 2021.
Dan sekarang poin kunci: meskipun resesi sering dibesar-besarkan, ekonomi tumbuh lebih banyak daripada menurun. Melihat data historis, kita melihat bahwa penurunan bersifat sementara, dan periode pertumbuhan berlangsung jauh lebih lama. Misalnya, di AS sejak tahun 1945, resesi berlangsung rata-rata 10 bulan, sementara pertumbuhan ekonomi berlangsung rata-rata 5 tahun. Di Polandia, sejak tahun 90-an, kita tidak mengalami satu pun resesi yang berkepanjangan. Jadi jika kita hanya melihat resesi, kita mungkin melewatkan periode panjang perkembangan.
Beberapa investor menganggap resesi sebagai "Santo Graal", momen ideal untuk berinvestasi. Namun ini bukan pendekatan yang baik. Menunggu resesi bisa membuat kita melewatkan tahun-tahun pertumbuhan. Pada tahun 2008, banyak aset kehilangan nilai, tetapi sudah pada tahun 2009 pasar pulih, dan mereka yang menahan diri dari investasi melewatkan kesempatan. Ekonomi selalu berusaha untuk tumbuh, jadi alih-alih takut pada resesi, lebih baik melihatnya sebagai gangguan sementara dalam sejarah pertumbuhan yang lebih panjang.
Kesimpulannya, resesi adalah bagian alami dari siklus ekonomi, tetapi tidak seburuk yang mungkin terlihat. Ekonomi tumbuh sebagian besar waktu, dan resesi bersifat sementara. Bagi Kowalski, penting untuk tidak panik, tetapi melihat ekonomi dari perspektif yang lebih panjang.
Ekonomi selalu berusaha untuk tumbuh, jadi alih-alih takut pada resesi, kita bisa melihatnya sebagai kesempatan untuk memanfaatkan penurunan harga dan perkembangan. Penting untuk melihatnya sebagai gangguan kuat yang bersifat sementara dalam sejarah pertumbuhan yang lebih panjang.
Sering kita mendengar kata "resesi" di media dan langsung merasakan kecemasan. Orang-orang khawatir tentang penurunan ekonomi, pengangguran, inflasi, atau kebangkrutan perusahaan. Namun sebenarnya, jika kita melihat lebih dekat, resesi tidak seberbahaya yang terlihat. Ekonomi tumbuh sebagian besar waktu, dan penurunan adalah fenomena yang bersifat sementara. Bagi Kowalski, ini adalah kabar baik – resesi hanyalah salah satu dari banyak tahap dalam siklus ekonomi.
Apa sebenarnya resesi itu? Ini adalah periode di mana ekonomi mencatat penurunan aktivitas, biasanya selama dua kuartal berturut-turut. Produksi menurun, pengangguran meningkat, perusahaan mengurangi investasi. Namun fase-fase ini biasanya lebih pendek daripada periode pertumbuhan. Ekonomi beroperasi dalam siklus – kita memiliki ekspansi, ketika semuanya tumbuh, kemudian resesi, ketika terjadi penurunan, dan setelah resesi, ekonomi kembali pulih. Jadi resesi hanyalah pemberhentian sementara.
Mari kita lihat beberapa resesi terbesar dalam sejarah. Contoh pertama adalah Krisis Besar dari tahun 1929-1933, yang dimulai dari keruntuhan pasar saham di AS dan menyebar ke seluruh dunia. Itu adalah beberapa tahun yang sulit, tetapi akhirnya ekonomi kembali tumbuh. Contoh lainnya adalah Krisis Minyak tahun 1973, ketika negara-negara OPEC memberlakukan embargo minyak, menyebabkan lonjakan harga. Ini memicu resesi di banyak negara, tetapi setelah beberapa tahun situasi stabil kembali. Kita juga memiliki Resesi Besar dari tahun 2007-2009, yang disebabkan oleh krisis di pasar real estat di AS, yang sangat mempengaruhi ekonomi global. Namun sudah pada tahun 2010, ekonomi mulai pulih.
Contoh terakhir adalah resesi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 pada tahun 2020. Pandemi menghentikan dunia, perusahaan menutup pintu mereka, dan PDB menurun di seluruh dunia. Tetapi secepat resesi datang, secepat itu pula pemulihan dimulai. Banyak ekonomi kembali ke jalur pertumbuhan pada tahun 2021.
Dan sekarang poin kunci: meskipun resesi sering dibesar-besarkan, ekonomi tumbuh lebih banyak daripada menurun. Melihat data historis, kita melihat bahwa penurunan bersifat sementara, dan periode pertumbuhan berlangsung jauh lebih lama. Misalnya, di AS sejak tahun 1945, resesi berlangsung rata-rata 10 bulan, sementara pertumbuhan ekonomi berlangsung rata-rata 5 tahun. Di Polandia, sejak tahun 90-an, kita tidak mengalami satu pun resesi yang berkepanjangan. Jadi jika kita hanya melihat resesi, kita mungkin melewatkan periode panjang perkembangan.
Beberapa investor menganggap resesi sebagai "Santo Graal", momen ideal untuk berinvestasi. Namun ini bukan pendekatan yang baik. Menunggu resesi bisa membuat kita melewatkan tahun-tahun pertumbuhan. Pada tahun 2008, banyak aset kehilangan nilai, tetapi sudah pada tahun 2009 pasar pulih, dan mereka yang menahan diri dari investasi melewatkan kesempatan. Ekonomi selalu berusaha untuk tumbuh, jadi alih-alih takut pada resesi, lebih baik melihatnya sebagai gangguan sementara dalam sejarah pertumbuhan yang lebih panjang.
Kesimpulannya, resesi adalah bagian alami dari siklus ekonomi, tetapi tidak seburuk yang mungkin terlihat. Ekonomi tumbuh sebagian besar waktu, dan resesi bersifat sementara. Bagi Kowalski, penting untuk tidak panik, tetapi melihat ekonomi dari perspektif yang lebih panjang.
Ekonomi selalu berusaha untuk tumbuh, jadi alih-alih takut pada resesi, kita bisa melihatnya sebagai kesempatan untuk memanfaatkan penurunan harga dan perkembangan. Penting untuk melihatnya sebagai gangguan kuat yang bersifat sementara dalam sejarah pertumbuhan yang lebih panjang.
2 users upvote it!
1 answers
Every recession is artificially caused by Jewish finance.
Every recession is artificially caused by Jewish finance.
Machine translated